Manusia diciptakan dengan segala kekurangan dan kelebihan. Tak satupun
manusia tanpa kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna. Nobody’s perfect.
Tetapi tengoklah ke belakang. Lihat kembali asal-usul kita. Dari berjuta-juta
sel sperma yang mencoba berenang menemui sel telur pada proses pembuahan, hanya
satu yang mampu sampai. Dan berjuta lainnya mati. Yah…..hanya satu yang mampu
sampai dan menjadilah kita. Dalam proses awal kehidupan kita telah menjadi
pemenang. Kita telah menjadi bibit pilihan. Kita seharusnya bangga. Bukan malah
rendah diri dan merasa menyesal telah dilahirkan ke dunia. Janganlah
terlalu sibuk menghitung dan menuliskan apalagi meratapi semua
kelemahan-kelemahan kita. Mengapa waktu kita terbuang sia-sia hanya untuk
memikirkan semua kekurangan dan kelemahan diri. Kita biarkan diri kita
menangis, meronta dan terbelenggu oleh rantai keputusasaan. Kita seakan merasa
bahwa kitalah makhluk yang lemah dan paling menyedihkan di dunia.
Coba lihat cacing di tanah. Ia begitu kecil,rapuh,lemah…tetapi pernahkah
ia berhenti untuk mencari makan selagi ia masih hidup. Mungkin kita dapat
membantah bahwa kita bukan cacing. Tetapi bukankah kita makhluk paling sempurna
yang diciptakan-Nya dengan segala kemampuan akal, pikiran dan kemampuan
mempertahankan eksistensinya di muka bumi. Akankah kita menyerah, pasrah dengan
semua kelemahan. Dengan menyakiti diri dan mengatakan bahwa hidup kita tidak
berarti, tidak bermasa depan. Seakan hari kita saat ini,lusa dan esok pagi akan
suram. Seakan semangat pemenang dahulu lenyap begitu saja. Saat kita
mengalahkan berjuta-juta pesaing-pesaing yang lain ketika awal pembentukan diri
kita. Adakah yang salah dengan diri kita???. Ingatlah kita diciptakan-Nya tidak
hanya dengan kekurangan tetapi juga dengan kelebihan. Tinggal kita memilih
apakah kita akan membiarkan jiwa kita larut dalam kesedihan mendalam kan
kelemahan dan kekuranganm kita. Atau kita akan terima kelemahan itu dan
menutupinya dengan kelebihan kita dan menunjukkan pada dunia bahwa kita
bukanlah PECUNDANG melainkanPEMENANG.
Masihkah kita harus mengalami kata GALAU? dalam al Qur'an
mengatakan jika kamu ada masalah berserahlah pada Allah SWT dan mintalah
petunjuk-Nya. Nabi Ibrahim di uji terus menerus apa pernah beliau mengatakan AKU
LAGI GALAU? mungkin sebagian orang berkata kan saya bukan nabi, tapi
setidaknya kita harus bisa mencontoh suri tauladan yang baik yang di contohkan
oleh nabi. Keep smile and don't say GALAU for in all circumstances.
Sekali lagi yakinlah bahwa SETIAP KITA BUKANLAH PECUNDANG, tetapi SETIAP
KITA ADALAH PEMENANG
especially for myself
Tidak ada komentar:
Posting Komentar